Thursday 5 August 2010

Padang Reconstruction Judul Up to Date, Minim Solusi Muhammad Luthfi Munzir - Padang Today

Padang Reconstruction

klik untuk melihat foto

Peluncuran dan bedah buku Padang Reconstruction yang digagas BEM KM Unand Kabinet Kritis dan Solutif berlangsung meriah. Wakil Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah, SP turut hadir di gedung PKM  Unand, Jumat (12/2) sebagai keynote speaker. Terlihat juga perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Padangpariaman dan Pasaman Barat.

Bedah buku dilakukan oleh Eka Vidya Putra (dosen Sosiologi UNP) dan Edi Endrizal (dosen FISIP Unand, Koordinator Lembaga Survey Indonesia wilayah barat).

Mahyeldi dalam pemaparannya menyinggung berbagai upaya yang terus dilakukan Pemko Padang dalam mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada, perbaikan pendidikan dan berbagai pembenahan lain pasca gempa.

"Pemerintah yang sukses adalah pemerintah yang mampu mengoptimalkan SDM yang dimilikinya,"ujar Wawako.

Sementara itu, Edi Endrizal dengan tegas menyatakan bahwa tidak jelas apa visi yang akan dituju dari isi buku Padang Reconstruction tersebut. Meski secara judul dirinya memuji begitu up to date.

"Tidak jelas arah isi buku ini, sama halnya dengan Kota Padang yang tidak mempunyai visi yang jelas. Judulnya up to date, tetapi isinya kurang. Masih ditunggu Padang Reconstruction pasca gempa,"kata peneliti Lembaga Survey Indonesia ini.

Edi melihat, seharusnya pembangunan Kota Padang lebih fokus pada pelayanan publik. Apalagi dengan pegawai di Padang yang banyak.

"Potensi itu yang seharusnya dikembangkan sehingga Padang bisa menjadi sebagai daerah percontohan good governance. Jika itu yang dilakukan, sektor-sektor lain akan bisa ikut maju,"kata Edi.

Akan tetapi, menurut Edi, buku Padang Reconstruction bisa menjadi landasan bagi seluruh elemen Kota Padang untuk bisa mendiskusikan kembali permasalahan yang ada di Kota Padang.

"Meski buku tersebut belum menjadi solusi utuh tentang Kota Padang,"ujar Edi.

Sementara itu Eka Vidya menilai salah satu kelemahan buku bunga rampai seperti Padang Reconstruction ini justru semakin mengambangkan fokus apa sasaran utama buku tersebut.

"Buku ini tidak memuat jawaban tentang permasalahan, akan tetapi kumpulan bunga rampai dengan segala permasalahannya,"tegas Eka.

Eka berpandangan bahwa sektor elite lebih ditonjolkan dalam buku tersebut, salah satunya demokrasi.

"Demokrasi itu kan tidak hanya ditinjau dari sudut elit, tetapi demokrasi secara kelembagaan dan peranan civil society,"papar Eka.

Sehingga Eka memandang buku Padang Reconstruction lebih memandang kritikan terhadap elite atau pemerintah, tetapi tidak diseimbangkan dengan pandangan masyarakat Kota Padang terhadap pembangunan di daerahnya sendiri.(*)

2 comments:

Yudi said...

Desain covernya terlalu "rame" :)

Victoria Mc Mahon said...

Blog dan artikelnya bagus juga, komentar juga ya di blog saya www.when-who-what.com