Monday 27 April 2009

Pemilih Sudah Terbiasa Memilih Nama Calon, Bukan Partai

Maret 21, 2009 

- PADANG – Pemilih di Sumatera Barat sudah terbiasa memilih atau menandai nama calon padan Pemilihan Umum. Bukan tanda pada partai seperti survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) minggu lalu. Hal itu sudah terbukti sejak pelaksanaan Pemilu tahun 2004 di mana sekitar 60 persen pemilih mencoblos nama calon legislatif. 
Hal itu diungkapkan Anggota KPU Sumbar, Husni Kamil Manik kepada padangmedia.com, Rabu (4/3). Husni mencontohkan, untuk Daerah Pemilihan Sumbar I, dari 7 partai yang mendapatkan kursi di DPR-RI, yang menandai nama di atas 50 persen. PBB misalnya, pemilih yang mencoblos nama Caleg sebanyak 59,88 persen. PPP, yang mencoblos nama Caleg sebanyak 61,10 persen. Selanjutnya, Partai Demokrat sebanyak 70,24 persen, PAN sebanyak 62,87 persen, PKS 74,29 persen, PDIP 65,81 persen dan Partai Golkar sebanyak 68,43 persen.

“Hal itu menjelaskan bahwa sejak Pemilu 2004, pemilih telah mengenal Caleg. Mereka lebih banyak mencoblos nama ketimbang mencoblos partai,” ujar Husni.

Data dari Pemilu 2004 tersebut, katanya, menunjukkan bahwa pemilih sejak Pemilu tahun 2004 itu sudah mulai terbiasa sesuai dengan aspirasinya pada calon perorangan, bukan Partai Politik (Parpol). Hal itu, lanjut Husni, sangat bertentangan dengan survei yang dipublikasikan LSI pada minggu kemarin.

Pada hasil survei terbaru yang dilakukan lembaga itu, secara umum ditemukan pemilih lebih banyak yang menandai partai dibandingkan menandai calon. Temuan LSI itu mengindikasikan bahwa para calon dan KPU belum mampu membantu dan meyakinkan pemilih agar menandai calon sebagai indikator peningkatan kualitas pemilu.

Hasil survei LSI menunjukkan, 44 persen dari 2.455 responden menandai partai, 36 persen menandai calon, 12 persen menandai partai dan calon, dan lainnya 9 persen. Hasil itu didapatkan dengan melakukan simulasi pilihan menggunakan surat suara dengan pertanyaan yang diajukan: apa yang dipilih?

Mengomentari survei itu, Husni justru memprediksi Pemilu 2009 justru ada kemajuan. Bukan seperti hasil survei tersebut yang menunjukkan kemunduran partisipasi pemilih.

Hal senada disampaikan pengamat politik, Eka Vidya. Menurutnya, survei LSI harus dilihat dari pertanyaan yang diajukan apa. “Kalau pertanyaannya umum, seperti apa yang dipilih? Sudah pasti yang dijawab adalah partai. Namun, jika ditanyakan, untuk calon yang di bawah ini, siapa yang dipilih? Baru akan dijawab, orangnya atau calonnya,” ujar Eka.

Meski demikian, Eka juga meragukan anggapan soal calon bisa mendongkrak suara partai. Hal itu disebabkan, partai lebih dulu dikenal masyarakat dan pendekatan ideologis pemilih atau masyarakat berada di partai.

Faktor lain yang menentukan suara menurutnya adalah keberadaan caleg itu sendiri. Jika Caleg memang berada di Dapilnya, baru ada kecenderungan masyarakat untuk memilih Caleg tersebut karena yang bersangkutan sudah dekat dengan pemilih. Karena itu, kecenderungan tersebesar pemilih yang akan memilih Caleg adalah untuk tingkat kabupaten/kota. Sebab, Caleg yang akan dipilih biasanya betul-betul berdomisili di sekitar Dapilnya. (romi) padangmedia.com

No comments: